LAPORAN
KERJA PRAKTEK LAUT (PRALA)
PELUMASAN MESIN INDUK
DI MT. SOECHI CHEMICAL
VII
PT. SOECHI LINE
Diajukan
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menempuh Program
Diploma III
Program Studi : TEKNIKA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga taruna dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek laut di atas kapal MT.SOECHI
CHEMICAL VII.
Laporan ini disusun dalam
rangka memenuhi sebagaian persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III
program studi Teknika di STIMART “AMNI” Semarang.
Selama menyusun laporan kerja praktek
laut ini taruna telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam
menyempurnakan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
taruna mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.SISWADI,MT selaku
ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI” ) Semarang.
2. Bapak / Ibu dosen dan
karyawan Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor “AMNI” (STIMART “AMNI”) Semarang.
3. Kepala Subsie Prala beserta
seluruh Staff Akademika Sekolah Tinggi dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI”)
Semarang.
4. Perusahaan Pelayaran PT. SOECHI
LINE
5. Nahkoda, Officer, Chief
Engineer dan seluruh Enginer Crew MT.SOECHI CHEMICAL VII
6. Bapak dan Ibu tercinta yang
telah memberikan dukungan berupa nasehat maupun dana seluruh pendidikan selama
ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
7. Senior, rekan-rekan, dan
pihak-pihak yang ikut membantu terselesainya laporan kerja praktek layar ini.
![]() |
|||
|
|||
Taruna menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penulisan dan pembuatan laporan kerja praktek laut ini masih jauh dari
sempurna, maka dengan rasa rendah hati taruna mohon kerelaan dari semua pihak
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Semoga laporan kerja praktek laut ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, pembaca, dan taruna-taruni Sekolah Tinggi
dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI”) pada khususnya.
Semarang, Juni
2012
![]() |
|||
|
|||
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA
PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................ 1
BAB II DATA
KAPAL .............................................................................. 3
BAB III PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA
A.
Sistem
Pelumasan Mesin Induk pada MT.SOECHI CHEMICAL VII 9
B.
Pompa
Minyak Lumas ......................................................... 12
C.
Pendingin
Minyak Lumas ................................................... 18
D.
Saringan
Minyak Lumas ..................................................... 22
E.
Purifier
Minyak Lumas ......................................................... 24
F.
Pemilihan
Minyak Lumas ................................................... 27
BAB VI P
E N U T U P
Kesimpulan
................................................................................. 30
![]() |

P E N D A H U L U A N
A.
Latar Belakang Masalah
Kegiiatan di bangku perkuliahan maupun selama praktek di
kampus Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor ”AMNI” ( STIMART ”AMNI” ) Semarang
belum begitu menunjang masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada. Dengan
adanya kekurangan itu maka taruna diharapkan berusaha mencari kerja praktek
laut ( PRALA ) yang mana dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
mengenai perawatan pompa kebakaran darurat di kapal.
Melihat semakin berkembang ilmu pengetahuan dan tehnologi
serta semakin pesatnya pembangunan khususnya pada bidang kelauatan dimana
tidaak terlepas dari jasa usaha pelayaran. Dengan demikian kita harus
mempersiapkan diri untuk bersaing dalam dunia kerja.
Di samping itu kita juga harus memperhatikan tentang
dampak dari kemajuan teknologi terhadap bahaya kebakaran di kapal khususnya di
laut. Oleh karena itu di kapal perlu adanya perawatan yang sangat rutin
terhadap semua yang berhubungan dengan perawatan pompa-pompa pemadam kebakaran
yang sangat terperinci dan teroganisasi.
Mengingat begitu pentingnya perawatan pompa-pompa pemadam
kebakaran untuk keselamatan pelayaran, maka setiap perwira kapal harus mampu
untuk merawat dan mengamankan bahaya kebakaran sangat gampang terjadi. Oleh
sebab itu penulisan yang sekaligus sebagai calon pewira kapal akan mempelajari
perawatan pompa-pompa pemadam kebakaran darurat di kapal MT. SOECHI CHEMICAL
VII.
B.
PEMBATASAN
MASALAH
Agar pembuatan karya tulis ini lebih berfokus pada pokok permasalahan maka
perlu dibatasi antara lain :
1.
Pembahasan cara kerja pompa pemadam kebakaran darurat.
2.
Tata cara perawatan dan perbaikan komponen-komponen yang
ada di dalam pompa pemadam kebakaran darurat tersebut.
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan Penulisan
:
Di dalam penulisan karya tulis ini, penulisan berusaha menuliskan apa yang
penulisa dapat dari penelitan di lapangan, serta melengkapi dengan teori-teori
yang penulis peroleh dalam perkuliahan di kampus, maupun dari studi
kepustakaan, serta menjadika satu bentuk penulisan yang baik dan bagus.
D.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data-data yang kongkrit dan objektif dari kapal MT.
SOECHI CHEMICAL VII, maka penulis menggunakan beberapa metode yaitu :
1.
Metode Observasi
Yaitu penulisan akan mengamati secara langsung bagaimana
kegiatan perawatan pompa pemadam kebakaran darurat di kapal MT. SOECHI CHEMICAL
VII
2.
Metode Interview ( wawancara )
Yaitu penulisan akan melaksanakan wawancara langsung
kepada instruktur yang berhubungan dengan pemuatan pompa pemadam kebakaran darurat
di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII.
3.
Metode Study Pustaka
Yaitu penulisan menggunakan buku-buku yang didapat saat
kuliah maupun buku-buku penunjangan yang berhubungan dengan perawatan pompa
pemadam kebakaran darurat di kapal.
4.
Metode Dokumenter
Yang tak lepas kemungkinan pada nantinya penulisan akan
menggunakan metode dokumenter yaitu mempelajari data-data atau dokumen yang ada
di MT. SOECHI CHEMICAL VII.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan karya tulis, penulis menyusun sistematika
sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini penulis akan menulis mengenai latar belakang
masalah, pembatasan masalah, tujuan masalah, metode penguumpulan data, dan
sistematika penulis an karya tulis.
Bab II LANDASAN TEORI
Akan dijelaskan mengenai pengertian perawatan pompa darurat, dan
pengoperasiannya sampai penulis akan menjelaskan cara kerja pompa yang akan di
gunakan tersebut.
Bab III TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini penulisan menulis tentang semua yang berhubungan dengan
perawatan pompa dan struktur organisai MT. SOECHI CHEMICAL VII.
Bab IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang perawatan pompa yang digunakan tersebut,
dan cara pengoperasian pompa setelah mendapatkan perawatan khusus secara
periodik.
Bab V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

|
L A N D A S A N T
E O R I
A. PENGERTIAN UMUM POMPA
Pompa adalah salah satu dari pesawat bantu
yang pada umumnya dipergunakan untuk memindahkan cairan ( zat cair ) dari suatu
tempat ke tempat lain.
Di atas kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII, pompa dipaergunakan
untuk memindahkan air, minyak pelumas dan bahan bakar. Meskipun bentuk dan type
bermacam-macam, pompa mempunyai dasar cara kerja yang berbeda-beda.
Di dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya
masyarakat berpendapat bahwa zat cair mengalir karena adanya perubahan
tekanan, yaitu dari tekanan tinggi
mengalir ke tekanan rendah. Untuk menghasilkan beda tekanan pompa tidak dapat
berkerja sendiri, melainkan membutuhkan pesawat tenaga untuk menggerakkan.
Tenaga penggerak pompa, antara lain : manusia, motor diesel, motor listrik, dan
lain-lain.
Tenaga penggerak pompa yang digunakan harus
disesuaikan dengan fungsi dan keperluan di atas kapal MT> SOECHI CEMICAL VII
untuk menghemat biaya.
B.
PENGERTIAN POMPA DARURAT
Suatu pompa yang digunakan untuk membantu
memadamkan api dalam keadaan darurat karena pompa utama tidak berfungsi dengan
baik. Mengingat begitu pentingnya perawatan pompa pemadam kebakaran untuk
keselamatan pelayaran maka setiap perwira kapal harus mampu untuk menggunakan
dan merawat serta mengamankan, karena bahaya kebakaran datangnya tak terduga
maka pompa darurat harus pada kondisi
yang baik dan siap pakai bila suatu saat nanti terjadi kebakaran di atas kapal.
Memperhatikan tentang dampak dari kemajuan
teknologi terhadap bahaya kebakaran di kapal khususnya di laut, oleh karena itu
di kapal perlu adanya perawatan yang sangat rutin terhadap semua yang
berhubungan dengan perawatan pompa pemadam kebakaran yang sangat terperinci dan
teroganisir.
Karena mengingat bahaya kebakaran di kapal
itu dampaknya sangat buruk sekali baik kapalnya maupun ABKnya oleh karna itu
setiap kapal harus memiliki alat-alat pemadam yang mencukupi misalnya harus ada
CO2 yang
cukup , pompa air yang memadai serta alat-alat lain sekitarnya mampu untuk
memadamkan api. Dewasa ini banyak PERWIRA dan ABK yang meremehkan alat-alat
pemadam kebakaran, karena dinilai bahaya kebakaran di kapal jarang sekali
terjadi, sehingga para awak kapal melalaikan fungsi dan kegunaan alat tersebut.
Maka dari itu seyogyanya para awak kapal harus tetap memperhatikan alat-alat
pemadam kebakaran.
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang
sangat berfungsi di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII untuk memindahkan zat cair
dri suatu tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli
atau minyak pelumas, atau fluida lain yang tak mampu mampat. Kapal-kapal banyak
menggunakan pompa sebagai salah satu
peralatan bantu yang penting untuk proses di kapal. Sebagai contoh pada
pompa pemadam kebakaran, pompa digunakan untuk menyuplai air.
Tandon air
Pipa bagian tekan ;

Pipa bagian hisap
Motor listrik
Gambar Instalasi pompa
C.
PRINSIP KERJA POMPA
Sesuai dengan cara kerjanya, pompa dapat
digolongkan dalam 2 macam, yaitu :
1.
Pompa yang bergerak bolak-balik, antara lain :
a. Pompa Torak Kerja Tunggal
Pada gambar di bawah ini bawah memperhatikan
prinsip dari pelaksanaan dari pompa torak yaitu sebuah pompa torak kerja
tunggal. Menarik ke atas dan menaikkan ke bawah angkutnya, maka batang torak
bergerak naik dan turun. Bila torak bergerak ke atas, zat cair terisap oleh
katup paling bawah, yaitu katup isap. Jika torak bergerak ke bawah katup isap
akan tertutup dan zat cair tertekan ke atas torak melalui katup atas yaitu
katup tekan.


Pompa
Torak Kerja Tunggal
b. Pompa Torak Kerja Ganda
Pompa torak satu silinder kerja ganda yaitu
mempunyai sebuah silinder, sebuah torak dan sebuah katup isap dan dua katup
tekan.
Di kapal SOECHI CHEMICAL VII, pompa ini
digunakan untuk pengisian air ketel berbentuk horizonal. Seperti gambar di
bawah ini :

Pompa Horizonal

Pompa Horizonal
Cara kerja pompa torak kerja ganda pada
prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa
torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa yang masing-masing berkerja secara
bergantian. Sehinnga pada saat yang sama terjadi kerja hisap dan kerja kempa.
Karena itu aliran zat cair relatif lebih teratur. Untuk memperoleh kecepatan
zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan
silinder banyak.

Pompa Torak Kerja Ganda
Kegunaan
Pompa
torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head)
yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara
dengan kapasitas yang besar.
Detail secara konstruktif pompa torak
Pompa terdiri dari komponen-komponen berikut
: 1. Torak, 2. Silinder, 3. katup, 4. Mekanik engkol dan mekanik batang
penggerak, 5. Lemari roda gigi, 6. Satu sungkup udara atau lebih. Bagian ini masing-masing
akan dibahas dengan lebih rinci.
Torak
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair.
Torak terdiri dari sejumlah cakra yang
bisanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah atau lebih
gelang perapat, yang bertugas merapatkan ruang antara torak dan silinder.
Gelang perapat dapat berupa manset atau gelang torak.
Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak
dilengkapi dengan gelang perapat khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya torak dibuat lebih panjang dan
disekelilingnya diberi alur labirin. Oleh karna itu torak tidak atau hamoir
tidak menyinggung silinder maka rugi gesekan tidak besar, sehingga dapat
diperoleh penghemat kerja.
KOMPONEN-KOMPONEN POMPA
TORAK
Komponen-komponen penting dari pompa sentrifugal adalah
komponen yang berputar dan komponen
tetap. Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler, sedangkan komponen yang tetap adalah rumah pompa (casing), bantalan
(bearing). Komponen lainnya dapat dilihat secara lengkap dan nama-nama
komponen.


Kontruksi Pompa




Kontrkusi pompa
BAGIAN DARI POMPA TORAK
Pompa torak terdiri dari bermacam-macam peralatan antara
lain :
a. Torak
Torak yaitu sebagai pengaturan perpindahan
tempat zat cair. Torak biasanya dibuat dari besi tuang dan biasanya diberi ring
untuk merapatkan ruang antara torak dan silinder. Pada pompa yang berkerja
ganda, ring tersebut harus menutup kedua jurusan. Ring-ring tersebut dibuat
dari berbagai macam bahan dalam segala macam bentuk tergantung dari konstruksi
dan jenis zat cair yang akan dipompakan.
Tetapi kadang-kadang torak dibuat tanpa ring
khusus. Sehingga untuk menggurangi rugi bocor maka dibutlah torak lebih panjang
dan kelilingnya diberi alur. Oleh karena torak tidak atau hampir tidak
menyinggung silinder , maka rugi gesekan tidak banyak terjadi. Dan kita dapat
memperoleh penghematan kerja yang banyak sedikitnya dapat mengimbangi rugi
bocor ekstra.
b.
Silinder
Silinder biasanya terdiri dari pelapis
perunggu atau loyang yang dapat ditukar-tukar yang dikempakan ke dalam blok
pompa. Bagian dalam dari silinder harus dibuat sebulat dan selincir mungkin.
Apabila terjadi keausan di dalam silinder
dapat diganti dengan mudah. Kadang-kadang masih bisa dihaluskan kembali dan
apabila perlu ring perapok torak diberi yang lebih besar.
c.
Katup
Katup digunakan untuk membuka dan menutuk
lubang pemasukan dan lubang pembuanganke dalam silinder pada saat yang tepat.
Katup berkerja secara otomatis berdasarkan tekanan diatas dan di bawah katup.
Pada langkah isap terjadi hampa udara dalam silinder dan katup isap membuka.
Bila torak pada titik mati maka katup isap dan katup kempa tertutup.
Seringkali katup
dilengkapi dengan pegas guna menutup cara dan saat yang tepat. Tetapi katup
yang lebih berat, bobot katub sudah cukup memadai untuk menutup tanpa pegas.
d. Mekanis Engkol dan Mekanik Barang Penggerak
Mekanis engkol dan mekanis batang penggerak
mengatur supaya gerak putar montor diubah menjadi gerak bolak-balik torak.
e. Roda Gigi
Jumlah putaran motor oleh suatu transmisi.
Pada pompa torak yang berjalan lambat, jumlah putaran yang tinggi diperlambat
sampai ke jumlah putaran poros engkol yang tepat melalui transmisi roda gigi.
Kotak (tempat) roda gigi harus diisi dengan minyak pelumas sampai ke permukaan
yang ditunjukkan pada gelas duga. Minyak pelumas tersebut tidak hanya mengatur
pelumasan pada roda gigi, melainkan pelumasan mekanik engkol batang penggerak.
Roda gigi yang bergerak (poros engkol) membawa sedikit minyak pelumas dan
mengayunkan ,inyak pelumas itu ke atas sebuah plat (pelumasan percik).
Melalui padat ini minyak
dibawa ke tempat titik lumas yang lain. Oleh karna sebab itu pentingnya untuk
mempertahankan arah putaran yang tepat, karena kalau tidak demikian minyak
tidak diayunkan ke atas pelat, melainkan melekat di bawahnya jadi minyak
pelumas tidak sampai pada titik-titik lumas.
f.
Botol Angin/Udara
Botol udara diperlukan untuk lebih meretakan
cairan zat cair yang sering bertukar-tukar sebagai akibat dari kecepatan torak
yang setiap kali berubah-ubah botol udara yang tersedia adalah botol udara isap
dan botol udara tekan.
Selama langkah tekanan pada peningkatan
kecepatan torak, sebagian dari zat cair ditekan ke dalam botol udara tekan.
Dengan demikian udara yang ada di dalam botol udara tekan. Dengan demikian
udara yang ada di dalam botol terdesak sehingga tekanan meningkat.
Ketika kecepatan torak menurun kembali, pada
suatu saat tertentu zat cair menggalir lagi keluar dari botol udara tekan. Pada
salurn yang panjang diperlukan sekali batol udara untuk mencegah pukulan katup.
Jika setelah beberapa waktu kita dengan suara
gaduh maka terdapat kemungkinan bahwa udara sebagian besar telah hilang dari
botol udara.
Udara dapat ditambah kembali apabila kita
membiarkan sebentar pompa menghisap udara atau kita cerat air dari botol udara.
2. Pompa yang Bergerak Berputar
a. Pompa Sentrifugal
Sejarah dan Perkembangan Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal piliha para insiyur.
Karenakan pompa sentrifugal sederhana dan serbaguna. Pompa sentrifugal
diperkenalkan oleh Denis Papin tahun
1689 di Eropa dan dikembangkan di
Amerika Serikat tahun 1800-an. Pada
awalnya pompa dikenal baling-baling
Archimedean

Pompa sentrifugal saat
pertama dibuat
Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pilihan utama bagi kapal-kapal
besar untuk berbagai macam aplikasi dikapal.
Elemen-Elemen Utama Pompa
Sentrifugal
secara garis besar
elemen atau komponen-komponen utama dari pompa sentrifugal ini adalah sebagai
berikut :



Bagian-bagian Pompa
Sentrifugal
Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang
tidak menghisap sendiri dalam arti harus dipancing. Dalam bentuk yang paling
sederhan, pompa sentrifugal terdiri dari sebuah kipas yang dapat berputar dalam
sebuah rumah pompa.


Komponen Utama Pompa
Sentrifugal Lintasan Aliran
Cairan Pompa Sentrifugal
Di kapal MT. SOECHI
CHEMICAL VII, pompa sentrifugal digunakan untuk pompa pemadam, instalasi
pendingin air laut dan air tawar, juga untuk pompa ballast.
Suatu
pompa yang digunakan untuk membantu memadamkan api dalam keadaan darurat karena
pompa utama tidak berfungsi dengan baik. Mengingat begitu pentingnya perawatan
pompa pemadam kebakaran untuk
SHIP’S PARTICULARS
1.
GENERAL
Ship Name :
MT.SOECHI
CHEMICAL VII
Owner :
PT.SOECHI LINE
Call Sign :
Y H
T H
Port Registry :
Jakarta
Builder :
SPAIN
Built :
1988
Kind of Vessel :
Oil Tanker
Classification :
BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
IMO Number :
8709585
M. M. S. I : 525016302
![]() |
PRINCIPAL DIMENSION
Length Over All (LOA) :
107.63 m
Length Perpendicular (LBP) :
97.60
m
Breath Moulded (BM) :
15.50 m
Depth Moulded (DM) :
7.40
m
Draft :
06,00 m
Light Draft :
dl.1,99 dm ; da.2,45 dm ; displacement
3347,035 ton
Gross Tonnage (GT) :
5263 RT
Net Tonnage (NT) :
1579 RT
Dead Weight Ton (DWT) : 6505
MT
Cargo Tank Capacity :
7500 m3 (12 Tank)
Water Ballast Tank Cap :
4300 m3. (Permanent Ballast)
Main Engine :
Nigata 6M42T ;MCR 3500 PS X 230 RPM ; 1 Unit
Main Generator
: Nigata 6NSF-G ;440 V ;250 KW ; 3 Unit
Emergency Generator :
Yanmar 6CHL-TH ;440 V ; 75 KW ; 1 Unit
Themal Oil Heater :
NA
Exhaust Gas Heater :
NA
Intermediate / Tail Shaft :
Nakhasima D.330 / 335 X L.5230 / D.380 x L.5662 mm
Propeller Shaft :
Nakhasima,Aerofoil 4Blade,D.3200,Pitch 1985 mm
Rudder Stock Blade :
DIA.425 /225 x L.2830 mm / L.2940 /2455 X H.4000 mm
Cargo Pump Capacity :
Kvaerner Pump 300 m3/h,Head 90 m,105 kw,3 Unit
Stripping Pump Capacity :
Kvaerner Pump 50 m3/h,Head 90 m,37 kw, 2 Unit
Ballast Pump Capacity :
Kvaerner Pump 150 m3/h,Head 25 m,21 kw,2 Unit
Telecomunication :
Satcom C, Emision Q1E,FIB Freq.Band 1626,1646 MHZ
Crew Accomodation :
24 Person
Life Boat :
Cap.32 Person x 2 Unit
Inflatable Life Raft :
Cap.20 Person x 4 Unit
D. Daftar
Awak Kapal (Crew List)
No
|
NAMA
|
JABATAN
|
01
|
SETYADI BUDIWIBOWO
|
NAKHODA
|
02
|
RUDY
|
MUALIM I
|
03
|
HARTOTO PAMUNGKAS
|
MUALIM II
|
04
|
AZRI
|
MUALIM III
|
05
|
HARDI NURSYAMSU
|
KKM
|
06
|
MUHADI
|
MASINIS I
|
07
|
JONI ROMBE
|
MASINIS II
|
08
|
FAKHRIJAL
|
MASINIS III
|
09
|
TRIMO SUBAGYO
|
ELECT
|
10
|
TUGIYANTO
|
BOSUN
|
11
|
DADANG
|
PUMPMAN
|
12
|
ANIS YUSWANTORO
|
Q / MASTER
|
13
|
IKBAL DJUDDA
|
Q / MASTER
|
14
|
SAHARUDIN YAHYA
|
Q / MASTER
|
15
|
SLAMET
|
E / FOREMAN
|
16
|
EKO RUSTIYO
|
OILER
|
17
|
ERWIN RIDING
|
OILER
|
18
|
SUPANGAT
|
OILER
|
19
|
YUNNAR
|
COOK
|
20
|
MUHAMMAD ZAMRONI
|
MESS BOY
|
21
|
EKO BAGUS WALUYO
|
CADET DECK
|
22
|
DEDI SUPANDI
|
CADET ENGINE
|
E. Organization
Structure
![]() |

BAB III

A. Sistem pelumasan mesin induk pada MT.SOECHI CHEMICAL VII
Perawatan
pelumasan yang tepat pada semua bagian yang bergerak merupakan masalah yang
penting sekali dari sebuah mesin. Fungsi dari pelumasan adalah untuk menurunkan
atau mengurangi terjadinya keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan,
sehingga dapat meningkatkan output tenaga dan service life dari mesin. Bila
mesin pelumasannya kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan
pada mesin
Fungsi
lain dari minyak pelumas adalah bahan pendingin, menyerap panas dari
bantalan-bantalan, silinder dan bagian-bagian lainnya. Selain itu juga lapisan
film minyak pelumas pada dinding silinder (cylinder liner) juga harus berfungsi
sebagai sebuah seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas pembakaran
melewati pegas torak yang akhirnya menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun
service life dari mesin tersebut.

Sistem
pelumasan ini terdiri dari dua jenis yang biasa digunakan pada motor bakar,
yaitu sistem pelumasan karter basah yang pada umumnya digunakan pada
mesin-mesin yang berukuran kecil dan sistem pelumasan karter kering yang banyak
digunakan pada mesin-mesin stasioner yang berukuran besar. Sistem pelumasan
yang dipakai di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah jenis pelumasan karter kering,
seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1.
Sistem Pelumasan Mesin Induk pada :
MT.SOECHI
CHEMICAL VII
Dalam
sistem pelumasan sump kering terdapat dua buah tangki pelumas, yaitu tangki
edar / sump tank dan karter / crankcase. Tangki edar ditempatkan di luar mesin
induk. sebuah pompa minyak lumas dari jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari
dalam tangki edar, sebelum minyak lumas melewati pompa, terlebih dahulu
melewati katup dan filter dari jenis elemen. Setelah dihisap oleh pompa,
kemudian minyak lumas ditekan menuju sebuah pendingin sebelum dialirkan ke
dalam mesin induk. Di dalam mesin induk minyak lumas ditekan oleh sebuah pompa
yang menyatu dengan mesin itu menuju ke semua bagian-bagian yang perlu
dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter dan akhirnya kembali
menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak lumas tersebut
berlangsung selama mesin beroperasi.
Pada
kondisi lingkungan tertentu dimana suhu air laut sangat dingin, ketika mesin
tidak dijalankan, minyak lumas tidak disimpan di dalam tangki edar, melainkan
dihisap ke dalam LO. Setting Tank. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan
pada minyak lumas.
B. Pompa Minyak Lumas
Pompa
merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam
sistem pelumasan. Jenis pompa yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan
pompa jenis trikoida (pompa bintang), tetapi pompa dari jenis roda gigi yang
paling banyak digunakan. Pompa ini digunakan untuk pelumasan awal / priming dan
sebagai pompa sirkulasi minyak di dalam mesin.
Pompa
untuk pelumasan awal dioperasikan secara manual dan terpisah dari mesin induk.
Pompa ini disebut sebagai pompa transfer karena mampu menghisap atau
memindahkan minyak dari tangki edar ke dalam karter. Setelah minyak lumas
mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki edar, pompa tersebut dimatikan dan
secara otomatis peranan pompa ini digantikan oleh pompa sirkulasi yang terdapat
pada mesin induk.
- Perawatan Pompa Minyak Lumas
Mengingat
peranan pompa ini sangat penting dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat
diperlukan untuk menjaga agar pompa dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan. Berikut ini adalah pekerjaan yang harus diperhatikan dalam merawat
pompa minyak lumas :
Ø Periksa
permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kavitasi dan kerusakan lainnya.
Ø Periksa
permukaan bagian mesin yang bergesekan seperti metal duduk,metal
jalan,crankshaft,piston,terhadap gejala kemacetan.
Ø Periksa
apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak pelumas, pada
umumnya keausan terbesar terdapat pada bagian porosnya yang dikenai sekat
tersebut.
Ø Periksa
permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini dipergunakan bantalan
peluru, periksalah bantalannya.
Ø Apabila
menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru dengan tebal dan
dari jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.
Ø Periksalah
permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan
lainnya.
Ø Periksa
katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada
dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.
- Batas Pemakaian Komponen-Komponen Pompa Minyak Lumas
Ø Perbaiki
atau ganti roda gigi apabila terdapat kerusakan berat.
Ø Perbaiki
atau ganti poros apabila mengalami kerusakan berat.
Ø Bantalan
yang sudah longgar atau rusak harus diganti.
Ø Sekat
minyak yang rusak harus diganti.
- Pengawasan Yang Harus Diberikan Terhadap Pompa Minyak
Lumas
Ø Pada
waktu pembongkaran, periksalah kekokohan baut dan murnya.
Ø Berilah
tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan.
Ø Perhatikan
apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan tekanan yang
diminta, tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.

(a) tampak depan (b) tampak samping

(c) gambar detail
Gambar 2. Pompa minyak lumas jenis roda gigi
Keterangan
:
1.
Pump Housing
2.
Bolt
3.
Sheet Packing
4.
Gear Bush
5.
Gear Bush
6.
Oil Seal
7.
Snap Ring
8.
Safety Joint
9.
Spring Washer
10. Taper
Pin
11. Pump
Gear
12. Pump
Gear
13. Socket
Cap Screw
|
14. Pump
Cover
15. Valve
Stem
16. Spring
for Relief Valve
17. Adjusting
Screw
18. Packing
19. Lock
Nut
20. Cap Nut
21. Socket
Cap Screw
22. Safety
Joint Holder
23. Split
Cotter Pin
|

Gambar 3. Pompa minyak lumas jenis trikoida
C. Pendingin Minyak Lumas
Fungsi
dari pendingin ini adalah untuk mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin
setelah melumasi dan menyerap panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin
ini adalah berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa
dari bahan material tembaga. Material tembaga dipilih karena mudah dalam
menyerap / menghantarkan panas dan tidak mudah berkarat.
Media
pendingin yang digunakan adalah air laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga
tadi, sedangkan minyak lumas mengalir di luar pipa. Air laut yang sudah
mendinginkan minyak lumas langsung dibuang ke laut, sedangkan minyak lumas yang
sudah dingin masuk kembali ke dalam mesin melalui pompa sirkulasi. Sistem pendinginan
dengan cara ini disebut pendinginan terbuka. Suhu minyak lumas yang
diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk setelah mendapatkan pendinginan adalah
50°C - 55°C.

Gambar 4.
Pendingin minyak lumas
- Perawatan Pada Minyak Lumas
Perawatan
atau pemeliharaan dari pendingin minyak lumas ini tidaklah serumit dari
perawatan pada pompa minyak lumas, karena perawatan khusus dan berkala yang
harus dilakukan pada pendingin ini hanya pada pipa tembaga tempat air laut
mengalir dari sumbatan lumpur dan kebocoran.
Untuk
menghilangkan sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara
tekan dari kompresor atau disogok dengan menggunakan rotan. Material besi tidak
boleh digunakan apabila akan dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya
terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi apabila tidak hati-hati.
Untuk
menjaga pendingin minyak lumas agar tidak mengalami gangguan, maka periode
tertentu perlu diadakan perawatan terhadap bagian-bagiannya. Hal ini
dimaksudkan agar pendingin tersebut benar-benar siap pakai serta dapat
berfungsi dengan baik. Perawatan dan pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan
jam kerja dari pendingin itu sendiri, pengerjaan tersebut diantaranya :
Ø Buka
tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok dengan
menggunakan rotan
Ø Memasang
zink anode pada tutup pendingin dan afexior sebagai perlindungan terhadap
korosi.
Ø Penggantian
zink anode bila telah rusak.
- Pemeriksaan Pada Pipa Pendingin Minyak Lumas
Ø Periksa
pipa-pipa terhadap kemungkinan adanya kebocoran atau kerusakan.
Ø Periksa
plat sekat aliran air dingin dari kemungkinan kebocoran.
Ø Pengetesan
terhadap kebocoran
- Perbaikan Pada Pendingin Minyak Lumas
Apabila
diketahui ada pipa pendingin yang bocor, maka harus segera diambil tindakan
perbaikan secepatnya yaitu dengan cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari
pipa pendingin agar minyak pelumas tidak tercemar dengan air pendingin karena
perbedaan tekanan. Berikut adalah cara memeriksa kebocoran yang terjadi dan
cara mengatasinya.
a.
Cara memeriksa kebocoran :
Ø
Jalankan pompa minyak lumas.
Ø
Pompa air laut pendingin dalam keadaan stop.
Ø
Buka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar
dari cerat ini, berarti ada pipa pendingin yang bocor.
b.
Cara memperbaiki :
Ø
Jalankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop.
Pompa air
laut tetap dalam keadaan stop.
Ø
Buka kedua tutup pendingin.
Ø
Periksa dari pipa / sambungan mana terdapat kebocoran.
Ø
Roll pipa / tambal dengan menggunakan lem baja (Devcon)
D. Saringan Minyak Lumas
Minyak
lumas yang keluar dari mesin dalam keadaan panas dan kemungkinan mengandung
kotoran besi atau lainnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan minyak pelumas
dari kotoran-kotoran padat tersebut digunakan sebuah saringan / filter.
Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran padat
saja, sedangkan air tidak bisa.
Jenis
saringan minyak lumas yang digunakan di MT.KLASOGUN adalah jenis elemen.
Saringan ini dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap 50 jam kerja dengan cara
dicuci menggunakan oil dispersant yang dicampur dengan air atau bisa juga
dibersihkan dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci. Selain dari
elemen yang harus dibersihkan, rumah saringannya pun harus dicuci, sementara
itu periksalah keadaan dari elemen dan minyak pelumasnya. Apabila terlihat
adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga, maka hal itu
menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-bantalannya. Kalau diperkirakan
sudah parah, maka segeralah lakukan perbaikan.

Gambar 5.
Saringan minyak lumas
E. Purifier Minyak Lumas
Purifier
merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dari kotoran
padat dan air. Purifier ini bekerja secara sentrifugal, prinsip kerjanya adalah
berdasarkan dari perbedaan berat jenis antara minyak lumas, air dan kotoran
padat.
Minyak
lumas yang berada dalam sump tank dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas,
untuk dipanaskan. Pemanas disini dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran
yang bersuhu rendah. Karena MT.SOECHI CHEMICAL VII hanya bertugas pada daerah
beriklim tropis, maka pemanas tidak dipergunakan. Temperatur minyak lumas dari
sump tank kira-kira 50°C sudah
bisa dibersihkan oleh purifier MT.SOECHI CHEMICAL VII memakai minyak pelumas
SAE 40.
Spesifikasi
purifier yang digunakan di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah sebagai berikut :
Westfalia Separator
( S.E.A ) pte.
Model : OSC 4-02-006/4CP
Capacity : 600 liter/hour
Revolution : 2900 rpm
K.W : 6.0KW
1. Perawatan
Purifier Minyak Lumas
Perawatan Purifier ini
dilakukan menurut jam kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pekerjaan yang
perlu mendapat perhatian adalah :
Ø
Bersihkan bowl / mangkuk dan piringan-piringannya.
Ø
Bersihkan lubang saluran keluar kotoran.
Ø
Bersihkan lubang pengatur air pada bowl / mangkuk dari
kotoran yang menyumbat.
2. Pemeriksaan
Purifier
Ø
Periksa kanvas kopling antara motor listrik dengan poros Purifier.
Ø
Periksa karet / seal pada bowl.
Ø
Periksa pipa saluran Purifier dari kebocoran-kebocoran.
Ø
Periksa oil seal dari pompa.
3. Perbaikan
Purifier
Ø
Pipa-pipa saluran yang bocor segera diperbaiki.
Ø
Periksa dan kencangkan baut-baut pondasi.
Ø
Penggantian terhadap paking yang rusak.

Gambar 6. L/O Purifier Sparator
F. Pemilihan Minyak Lumas
Pemilihan
minyak lumas haruslah berdasarkan buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat
minyak lumas tersebut, juga disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari
mesin induk. Pengontrolan pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan
berapa jumlah dan sifat-sifatnya. Data-data ini dijadikan pedoman sebagai
pemilihan dan pemakaian yang akurat. Pada pelaksanaan pemakaian minyak lumas
untuk mesin induk kapal haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak
pemakaian yang sebenarnya. Jika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan
diperiksa secepat mungkin.
Pemilihan
dan jumlah pemakaian minyak lumas dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyak lumas
(Oli Record Book) sebagai pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya.
Dengan adanya pemakaian dan tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal
yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis-jenis
minyak lumas dapat digolongkan berdasarkan bahan dasar (Base On), bentuk maupun
tujuan penggunaan bahan pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang
terjadi di dalam mesin. Pemilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi
dan beban kerja mesin agar pemakaian tidak merugi.
Untuk
memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka minyak pelumas digolongkan menjadi
beberapa jenis, sesuai dengan berat tugasnya masing-masing. Menurut American
Petroleum Industries (API). Minyak lumas dengan klasifikasi DG menunjukkan
kebolehannya melayani beban biasa, DM untuk beban sedang dan DS untuk beban
berat. Sedangkan kekentalan minyak lumas yang dianjurkan dipakai untuk berbagai
temperatur lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel nilai SAE untuk kekentalan minyak lumas
SAE viscocity number
|
Maximum CCS viscocity
|
Max. borderline pumping
temperature 0°C
|
Vk. 100 cst
|
||
,°C
|
Vd (Poise)
|
Min.
|
Max.
|
||
0 W
|
-30
|
32,5
|
35
|
3,8
|
-
|
5 W
|
-25
|
35
|
30
|
3,8
|
-
|
10 W
|
-20
|
35
|
25
|
4,1
|
-
|
15 W
|
-15
|
35
|
20
|
5,6
|
-
|
20 W
|
-10
|
45
|
15
|
5,6
|
-
|
25 W
|
-5
|
60
|
10
|
9,3
|
-
|
20
|
-
|
-
|
-
|
5,6
|
<9,3
|
30
|
-
|
-
|
-
|
9,3
|
<12,5
|
40
|
-
|
-
|
-
|
12,5
|
<16,3
|
50
|
-
|
-
|
-
|
16,3
|
<21,9
|
60
|
-
|
-
|
-
|
21,9
|
<26,1
|
Tabel
Minyak Lumas yang Direkomendasikan

BAB IV

KESIMPULAN
Dari laporan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.
Sistem pelumasan yang dipakai pada MT.SOECHI CHEMICAL VII
adalah sistem pelumasan sump kering.
2.
Jenis pompa minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI
CHEMICAL VII adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida
3.
Jenis pendingin minyak lumas yang digunakan pada MT.SOECHI
CHEMICAL VII adalah jenis
tabung (tube) dengan media air laut sebagai pendinginnya.
4.
Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI
CHEMICAL VII adalah jenis elemen.
5.
Purifier minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI
CHEMICAL VII adalah Westfalia Separator AG,OSC4-02-006/4CP
6.
Pemilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan SAE
dari minyak lumas tersebut.
No comments:
Post a Comment