Wednesday, July 31, 2019

SISTEM PELUMASAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK LAUT (PRALA)


PELUMASAN MESIN INDUK
DI MT. SOECHI CHEMICAL VII
PT. SOECHI LINE
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menempuh Program Diploma III
Program Studi          : TEKNIKA



KATA PENGANTAR




Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga taruna dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek laut di atas kapal MT.SOECHI CHEMICAL VII.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagaian persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III program studi Teknika di STIMART “AMNI” Semarang.
Selama menyusun laporan kerja praktek laut ini taruna telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam menyempurnakan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini taruna mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Bapak Ir.SISWADI,MT selaku ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI” ) Semarang.
2.    Bapak / Ibu dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor “AMNI” (STIMART “AMNI”) Semarang.
3.    Kepala Subsie Prala beserta seluruh Staff Akademika Sekolah Tinggi dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI”) Semarang.
4.    Perusahaan Pelayaran PT. SOECHI LINE
5.    Nahkoda, Officer, Chief Engineer dan seluruh Enginer Crew MT.SOECHI CHEMICAL VII
6.    Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan berupa nasehat maupun dana seluruh pendidikan selama ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
7.    Senior, rekan-rekan, dan pihak-pihak yang ikut membantu terselesainya laporan kerja praktek layar ini.
iii
 
 

Taruna menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan pembuatan laporan kerja praktek laut ini masih jauh dari sempurna, maka dengan rasa rendah hati taruna mohon kerelaan dari semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan kerja praktek laut ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, pembaca, dan taruna-taruni Sekolah Tinggi dan Transport “AMNI” (STIMART “AMNI”) pada khususnya.




Semarang,   Juni 2012
















                                                                                         
iv
 

DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................       i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................      ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................      iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................      v
BAB      I      PENDAHULUAN ........................................................................      1
BAB      II     DATA KAPAL ..............................................................................      3
BAB     III     PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA                                        
A.   Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MT.SOECHI CHEMICAL VII                       9
B.   Pompa Minyak Lumas .........................................................     12
C.   Pendingin Minyak Lumas ...................................................     18
D.   Saringan Minyak Lumas .....................................................     22
E.   Purifier Minyak Lumas .........................................................     24
F.    Pemilihan Minyak Lumas ...................................................     27
BAB     VI    P E N U T U P                                                                               
Kesimpulan .................................................................................     30




 



 B A B  I
P E N D A H U L U A N
A.                   Latar Belakang Masalah
Kegiiatan di bangku perkuliahan maupun selama praktek di kampus Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor ”AMNI” ( STIMART ”AMNI” ) Semarang belum begitu menunjang masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada. Dengan adanya kekurangan itu maka taruna diharapkan berusaha mencari kerja praktek laut ( PRALA ) yang mana dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai perawatan pompa kebakaran darurat di kapal.
Melihat semakin berkembang ilmu pengetahuan dan tehnologi serta semakin pesatnya pembangunan khususnya pada bidang kelauatan dimana tidaak terlepas dari jasa usaha pelayaran. Dengan demikian kita harus mempersiapkan diri untuk bersaing dalam dunia kerja.
Di samping itu kita juga harus memperhatikan tentang dampak dari kemajuan teknologi terhadap bahaya kebakaran di kapal khususnya di laut. Oleh karena itu di kapal perlu adanya perawatan yang sangat rutin terhadap semua yang berhubungan dengan perawatan pompa-pompa pemadam kebakaran yang sangat terperinci dan teroganisasi.

Mengingat begitu pentingnya perawatan pompa-pompa pemadam kebakaran untuk keselamatan pelayaran, maka setiap perwira kapal harus mampu untuk merawat dan mengamankan bahaya kebakaran sangat gampang terjadi. Oleh sebab itu penulisan yang sekaligus sebagai calon pewira kapal akan mempelajari perawatan pompa-pompa pemadam kebakaran darurat di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII.
B.                   PEMBATASAN MASALAH
Agar pembuatan karya tulis ini lebih berfokus pada pokok permasalahan maka perlu dibatasi antara lain :
1.    Pembahasan cara kerja pompa pemadam kebakaran darurat.
2.    Tata cara perawatan dan perbaikan komponen-komponen yang ada di dalam pompa pemadam kebakaran darurat tersebut.
C.                   TUJUAN PENULISAN
Tujuan Penulisan :
Di dalam penulisan karya tulis ini, penulisan berusaha menuliskan apa yang penulisa dapat dari penelitan di lapangan, serta melengkapi dengan teori-teori yang penulis peroleh dalam perkuliahan di kampus, maupun dari studi kepustakaan, serta menjadika satu bentuk penulisan yang baik dan bagus.




D.                   METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data-data yang kongkrit dan objektif dari kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII, maka penulis menggunakan beberapa metode yaitu :
1.  Metode Observasi
Yaitu penulisan akan mengamati secara langsung bagaimana kegiatan perawatan pompa pemadam kebakaran darurat di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII
2.  Metode Interview ( wawancara )
Yaitu penulisan akan melaksanakan wawancara langsung kepada instruktur yang berhubungan dengan pemuatan pompa pemadam kebakaran darurat di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII.
3.    Metode Study Pustaka
Yaitu penulisan menggunakan buku-buku yang didapat saat kuliah maupun buku-buku penunjangan yang berhubungan dengan perawatan pompa pemadam kebakaran darurat di kapal.
4.    Metode Dokumenter
Yang tak lepas kemungkinan pada nantinya penulisan akan menggunakan metode dokumenter yaitu mempelajari data-data atau dokumen yang ada di MT. SOECHI CHEMICAL VII.



E.   SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan karya tulis, penulis menyusun sistematika sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini penulis akan menulis mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan masalah, metode penguumpulan data, dan sistematika penulis an karya tulis.
Bab II LANDASAN TEORI
Akan dijelaskan mengenai pengertian perawatan pompa darurat, dan pengoperasiannya sampai penulis akan menjelaskan cara kerja pompa yang akan di gunakan tersebut.
Bab III TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini penulisan menulis tentang semua yang berhubungan dengan perawatan pompa dan struktur organisai MT. SOECHI CHEMICAL VII.
Bab IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang perawatan pompa yang digunakan tersebut, dan cara pengoperasian pompa setelah mendapatkan perawatan khusus secara periodik.
Bab V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.



 
B A B   I I
L A N D A S A N   T E O R I

A.   PENGERTIAN UMUM POMPA
Pompa adalah salah satu dari pesawat bantu yang pada umumnya dipergunakan untuk memindahkan cairan ( zat cair ) dari suatu tempat ke tempat lain.
Di atas kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII, pompa dipaergunakan untuk memindahkan air, minyak pelumas dan bahan bakar. Meskipun bentuk dan type bermacam-macam, pompa mempunyai dasar cara kerja yang berbeda-beda.
Di dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa zat cair mengalir karena adanya perubahan tekanan,  yaitu dari tekanan tinggi mengalir ke tekanan rendah. Untuk menghasilkan beda tekanan pompa tidak dapat berkerja sendiri, melainkan membutuhkan pesawat tenaga untuk menggerakkan. Tenaga penggerak pompa, antara lain : manusia, motor diesel, motor listrik, dan lain-lain.
Tenaga penggerak pompa yang digunakan harus disesuaikan dengan fungsi dan keperluan di atas kapal MT> SOECHI CEMICAL VII untuk menghemat biaya.


B.   PENGERTIAN POMPA DARURAT
Suatu pompa yang digunakan untuk membantu memadamkan api dalam keadaan darurat karena pompa utama tidak berfungsi dengan baik. Mengingat begitu pentingnya perawatan pompa pemadam kebakaran untuk keselamatan pelayaran maka setiap perwira kapal harus mampu untuk menggunakan dan merawat serta mengamankan, karena bahaya kebakaran datangnya tak terduga maka pompa darurat harus pada  kondisi yang baik dan siap pakai bila suatu saat nanti terjadi kebakaran di atas kapal.
Memperhatikan tentang dampak dari kemajuan teknologi terhadap bahaya kebakaran di kapal khususnya di laut, oleh karena itu di kapal perlu adanya perawatan yang sangat rutin terhadap semua yang berhubungan dengan perawatan pompa pemadam kebakaran yang sangat terperinci dan teroganisir.
Karena mengingat bahaya kebakaran di kapal itu dampaknya sangat buruk sekali baik kapalnya maupun ABKnya oleh karna itu setiap kapal harus memiliki alat-alat pemadam yang mencukupi misalnya harus ada CO2 yang cukup , pompa air yang memadai serta alat-alat lain sekitarnya mampu untuk memadamkan api. Dewasa ini banyak PERWIRA dan ABK yang meremehkan alat-alat pemadam kebakaran, karena dinilai bahaya kebakaran di kapal jarang sekali terjadi, sehingga para awak kapal melalaikan fungsi dan kegunaan alat tersebut. Maka dari itu seyogyanya para awak kapal harus tetap memperhatikan alat-alat pemadam kebakaran.
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang sangat berfungsi di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII untuk memindahkan zat cair dri suatu tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lain yang tak mampu mampat. Kapal-kapal banyak menggunakan pompa sebagai salah satu  peralatan bantu yang penting untuk proses di kapal. Sebagai contoh pada pompa pemadam kebakaran, pompa digunakan untuk menyuplai air.
                                                                                                                     Tandon air                                        

                                                  Pipa bagian tekan                                 ;                                                                                                                                                                                  
         Pipa bagian hisap                                                 Motor listrik                       
                                                                                                                                                                                                          
Gambar Instalasi pompa                                                                                                
C.   PRINSIP KERJA POMPA
Sesuai dengan cara kerjanya, pompa dapat digolongkan dalam 2 macam, yaitu :
1.    Pompa yang bergerak bolak-balik, antara lain :
a.    Pompa Torak Kerja Tunggal
Pada gambar di bawah ini bawah memperhatikan prinsip dari pelaksanaan dari pompa torak yaitu sebuah pompa torak kerja tunggal. Menarik ke atas dan menaikkan ke bawah angkutnya, maka batang torak bergerak naik dan turun. Bila torak bergerak ke atas, zat cair terisap oleh katup paling bawah, yaitu katup isap. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan zat cair tertekan ke atas torak melalui katup atas yaitu katup tekan.
                                  
Pompa Torak Kerja Tunggal



b.    Pompa Torak Kerja Ganda
Pompa torak satu silinder kerja ganda yaitu mempunyai sebuah silinder, sebuah torak dan sebuah katup isap dan dua katup tekan.
Di kapal SOECHI CHEMICAL VII, pompa ini digunakan untuk pengisian air ketel berbentuk horizonal. Seperti gambar di bawah ini :
              
Pompa Horizonal
            
Pompa Horizonal


Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa  yang masing-masing berkerja secara bergantian. Sehinnga pada saat yang sama terjadi kerja hisap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair relatif lebih teratur. Untuk memperoleh kecepatan zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak.

   
Pompa Torak Kerja Ganda


Kegunaan
Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dengan kapasitas yang besar.
Detail secara konstruktif pompa torak
Pompa terdiri dari komponen-komponen berikut : 1. Torak, 2. Silinder, 3. katup, 4. Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak, 5. Lemari roda gigi, 6. Satu sungkup udara atau lebih. Bagian ini masing-masing akan dibahas dengan lebih rinci.
Torak
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair. Torak terdiri dari sejumlah  cakra yang bisanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah atau lebih gelang perapat, yang bertugas merapatkan ruang antara torak dan silinder. Gelang perapat dapat berupa manset atau gelang torak.
Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak dilengkapi dengan gelang perapat khusus. Untuk mengurangi rugi bocor  biasanya torak dibuat lebih panjang dan disekelilingnya diberi alur labirin. Oleh karna itu torak tidak atau hamoir tidak menyinggung silinder maka rugi gesekan tidak besar, sehingga dapat diperoleh penghemat kerja.




KOMPONEN-KOMPONEN POMPA TORAK
Komponen-komponen penting dari pompa sentrifugal adalah komponen yang berputar dan komponen  tetap. Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler,  sedangkan komponen yang  tetap adalah rumah pompa (casing), bantalan (bearing). Komponen lainnya dapat dilihat secara lengkap dan nama-nama komponen.
Kontruksi Pompa




Kontrkusi pompa

BAGIAN DARI POMPA TORAK
Pompa torak terdiri dari bermacam-macam peralatan antara lain :
a.    Torak
Torak yaitu sebagai pengaturan perpindahan tempat zat cair. Torak biasanya dibuat dari besi tuang dan biasanya diberi ring untuk merapatkan ruang antara torak dan silinder. Pada pompa yang berkerja ganda, ring tersebut harus menutup kedua jurusan. Ring-ring tersebut dibuat dari berbagai macam bahan dalam segala macam bentuk tergantung dari konstruksi dan jenis zat cair yang akan dipompakan.
Tetapi kadang-kadang torak dibuat tanpa ring khusus. Sehingga untuk menggurangi rugi bocor maka dibutlah torak lebih panjang dan kelilingnya diberi alur. Oleh karena torak tidak atau hampir tidak menyinggung silinder , maka rugi gesekan tidak banyak terjadi. Dan kita dapat memperoleh penghematan kerja yang banyak sedikitnya dapat mengimbangi rugi bocor ekstra.
b.    Silinder
Silinder biasanya terdiri dari pelapis perunggu atau loyang yang dapat ditukar-tukar yang dikempakan ke dalam blok pompa. Bagian dalam dari silinder harus dibuat sebulat dan selincir mungkin.
Apabila terjadi keausan di dalam silinder dapat diganti dengan mudah. Kadang-kadang masih bisa dihaluskan kembali dan apabila perlu ring perapok torak diberi yang lebih besar.
c.    Katup
Katup digunakan untuk membuka dan menutuk lubang pemasukan dan lubang pembuanganke dalam silinder pada saat yang tepat. Katup berkerja secara otomatis berdasarkan tekanan diatas dan di bawah katup. Pada langkah isap terjadi hampa udara dalam silinder dan katup isap membuka. Bila torak pada titik mati maka katup isap dan katup kempa tertutup.
Seringkali katup dilengkapi dengan pegas guna menutup cara dan saat yang tepat. Tetapi katup yang lebih berat, bobot katub sudah cukup memadai untuk menutup tanpa pegas.
d.    Mekanis Engkol dan Mekanik Barang Penggerak
Mekanis engkol dan mekanis batang penggerak mengatur supaya gerak putar montor diubah menjadi gerak bolak-balik torak.
e.    Roda Gigi
Jumlah putaran motor oleh suatu transmisi. Pada pompa torak yang berjalan lambat, jumlah putaran yang tinggi diperlambat sampai ke jumlah putaran poros engkol yang tepat melalui transmisi roda gigi. Kotak (tempat) roda gigi harus diisi dengan minyak pelumas sampai ke permukaan yang ditunjukkan pada gelas duga. Minyak pelumas tersebut tidak hanya mengatur pelumasan pada roda gigi, melainkan pelumasan mekanik engkol batang penggerak. Roda gigi yang bergerak (poros engkol) membawa sedikit minyak pelumas dan mengayunkan ,inyak pelumas itu ke atas sebuah plat (pelumasan percik).
Melalui padat ini minyak dibawa ke tempat titik lumas yang lain. Oleh karna sebab itu pentingnya untuk mempertahankan arah putaran yang tepat, karena kalau tidak demikian minyak tidak diayunkan ke atas pelat, melainkan melekat di bawahnya jadi minyak pelumas tidak sampai pada titik-titik lumas.
f.     Botol Angin/Udara
Botol udara diperlukan untuk lebih meretakan cairan zat cair yang sering bertukar-tukar sebagai akibat dari kecepatan torak yang setiap kali berubah-ubah botol udara yang tersedia adalah botol udara isap dan botol udara tekan.
Selama langkah tekanan pada peningkatan kecepatan torak, sebagian dari zat cair ditekan ke dalam botol udara tekan. Dengan demikian udara yang ada di dalam botol udara tekan. Dengan demikian udara yang ada di dalam botol terdesak sehingga tekanan meningkat.
Ketika kecepatan torak menurun kembali, pada suatu saat tertentu zat cair menggalir lagi keluar dari botol udara tekan. Pada salurn yang panjang diperlukan sekali batol udara untuk mencegah pukulan katup.
Jika setelah beberapa waktu kita dengan suara gaduh maka terdapat kemungkinan bahwa udara sebagian besar telah hilang dari botol udara.
Udara dapat ditambah kembali apabila kita membiarkan sebentar pompa menghisap udara atau kita cerat air dari botol udara.
2.    Pompa yang Bergerak Berputar
a.    Pompa Sentrifugal
Sejarah dan Perkembangan Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal piliha para insiyur. Karenakan pompa sentrifugal sederhana dan serbaguna. Pompa sentrifugal diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa dan dikembangkan di Amerika Serikat tahun 1800-an. Pada awalnya pompa dikenal baling-baling Archimedean

               
Pompa sentrifugal saat pertama dibuat
Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pilihan utama bagi kapal-kapal besar untuk berbagai macam aplikasi dikapal.
Elemen-Elemen Utama Pompa Sentrifugal
secara garis besar elemen atau komponen-komponen utama dari pompa sentrifugal ini adalah sebagai berikut :


   
            
Bagian-bagian Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang tidak menghisap sendiri dalam arti harus dipancing. Dalam bentuk yang paling sederhan, pompa sentrifugal terdiri dari sebuah kipas yang dapat berputar dalam sebuah rumah pompa.



   
              Komponen Utama Pompa Sentrifugal          Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal
Di kapal MT. SOECHI CHEMICAL VII, pompa sentrifugal digunakan untuk pompa pemadam, instalasi pendingin air laut dan air tawar, juga untuk pompa ballast.

































Suatu pompa yang digunakan untuk membantu memadamkan api dalam keadaan darurat karena pompa utama tidak berfungsi dengan baik. Mengingat begitu pentingnya perawatan pompa pemadam kebakaran untuk


SHIP’S PARTICULARS

1.    GENERAL
Ship Name                              : MT.SOECHI CHEMICAL VII
Owner                                      : PT.SOECHI LINE
Call Sign                                 : Y  H  T  H
Port Registry                           : Jakarta
Builder                                     : SPAIN
Built                                          : 1988
Kind of Vessel                        : Oil Tanker
Classification                          : BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
IMO Number                           : 8709585
M. M. S. I                              : 525016302


PRINCIPAL DIMENSION
Length Over All (LOA)           : 107.63  m
Length Perpendicular (LBP)    :   97.60  m
Breath Moulded (BM)            :   15.50  m
Depth Moulded (DM)             :     7.40  m
      Draft                                         : 06,00 m
Light Draft                               : dl.1,99 dm ; da.2,45 dm ;  displacement 3347,035 ton
Gross Tonnage (GT)              : 5263 RT
Net Tonnage (NT)                  : 1579 RT
Dead Weight Ton (DWT)      : 6505 MT

Cargo Tank Capacity            : 7500 m3 (12 Tank)
Water Ballast Tank Cap        : 4300 m3. (Permanent Ballast)

Main Engine                           : Nigata 6M42T ;MCR 3500 PS X 230 RPM ; 1 Unit
Main Generator                      : Nigata 6NSF-G ;440 V ;250 KW ; 3 Unit
Emergency Generator           : Yanmar 6CHL-TH ;440 V ; 75 KW ; 1 Unit
Themal Oil Heater                  : NA
Exhaust Gas Heater              : NA
Intermediate / Tail Shaft        : Nakhasima D.330 / 335 X L.5230 / D.380 x L.5662 mm
Propeller Shaft                       : Nakhasima,Aerofoil 4Blade,D.3200,Pitch 1985 mm
Rudder Stock Blade              : DIA.425 /225 x L.2830 mm / L.2940 /2455 X H.4000 mm
Cargo Pump Capacity           : Kvaerner Pump 300 m3/h,Head 90 m,105 kw,3 Unit
Stripping Pump Capacity     : Kvaerner Pump 50 m3/h,Head 90 m,37 kw, 2 Unit
Ballast Pump Capacity         : Kvaerner Pump 150 m3/h,Head 25 m,21 kw,2 Unit
Telecomunication                  : Satcom C, Emision Q1E,FIB Freq.Band 1626,1646 MHZ
Crew Accomodation              : 24 Person
Life Boat                                  : Cap.32 Person x 2 Unit
Inflatable Life Raft                 : Cap.20 Person x 4 Unit



D.   Daftar Awak Kapal (Crew List)
No
NAMA
JABATAN
01
SETYADI BUDIWIBOWO
NAKHODA
02
RUDY
MUALIM I
03
HARTOTO PAMUNGKAS
MUALIM II
04
AZRI
MUALIM III
05
HARDI NURSYAMSU
KKM
06
MUHADI
MASINIS I
07
JONI ROMBE
MASINIS II
08
FAKHRIJAL
MASINIS III
09
TRIMO SUBAGYO
ELECT
10
TUGIYANTO
BOSUN
11
DADANG
PUMPMAN
12
ANIS YUSWANTORO
Q / MASTER
13
IKBAL DJUDDA
Q / MASTER
14
SAHARUDIN YAHYA
Q / MASTER
15
SLAMET
E / FOREMAN
16
EKO RUSTIYO
OILER
17
ERWIN RIDING
OILER
18
SUPANGAT
OILER
19
YUNNAR
COOK
20
MUHAMMAD ZAMRONI
MESS BOY
21
EKO BAGUS WALUYO
CADET DECK
22
DEDI SUPANDI
CADET ENGINE

E.   Organization Structure
 



















 



BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

A.   Sistem pelumasan mesin induk pada MT.SOECHI CHEMICAL VII
Perawatan pelumasan yang tepat pada semua bagian yang bergerak merupakan masalah yang penting sekali dari sebuah mesin. Fungsi dari pelumasan adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga dapat meningkatkan output tenaga dan service life dari mesin. Bila mesin pelumasannya kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan pada mesin
Fungsi lain dari minyak pelumas adalah bahan pendingin, menyerap panas dari bantalan-bantalan, silinder dan bagian-bagian lainnya. Selain itu juga lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder (cylinder liner) juga harus berfungsi sebagai sebuah seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas pembakaran melewati pegas torak yang akhirnya  menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun service life dari mesin tersebut.
Seperti kita ketahui bersama fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan minyak pelumas yang cukup dan  bersih ke dalam mesin untuk melumasi secara efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Sistem pelumasan ini terdiri dari dua jenis yang biasa digunakan pada motor bakar, yaitu sistem pelumasan karter basah yang pada umumnya digunakan pada mesin-mesin yang berukuran kecil dan sistem pelumasan karter kering yang banyak digunakan pada mesin-mesin stasioner yang berukuran besar. Sistem pelumasan yang dipakai di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah jenis pelumasan karter kering, seperti terlihat pada gambar 1.

































Gambar 1. Sistem Pelumasan Mesin Induk pada :
MT.SOECHI CHEMICAL VII

Dalam sistem pelumasan sump kering terdapat dua buah tangki pelumas, yaitu tangki edar / sump tank dan karter / crankcase. Tangki edar ditempatkan di luar mesin induk. sebuah pompa minyak lumas dari jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari dalam tangki edar, sebelum minyak lumas melewati pompa, terlebih dahulu melewati katup dan filter dari jenis elemen. Setelah dihisap oleh pompa, kemudian minyak lumas ditekan menuju sebuah pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin induk. Di dalam mesin induk minyak lumas ditekan oleh sebuah pompa yang menyatu dengan mesin itu menuju ke semua bagian-bagian yang perlu dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter dan akhirnya kembali menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak lumas tersebut berlangsung selama mesin beroperasi.
Pada kondisi lingkungan tertentu dimana suhu air laut sangat dingin, ketika mesin tidak dijalankan, minyak lumas tidak disimpan di dalam tangki edar, melainkan dihisap ke dalam LO. Setting Tank. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan pada minyak lumas.

B.   Pompa Minyak Lumas
Pompa merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam sistem pelumasan. Jenis pompa yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida (pompa bintang), tetapi pompa dari jenis roda gigi yang paling banyak digunakan. Pompa ini digunakan untuk pelumasan awal / priming dan sebagai pompa sirkulasi minyak di dalam mesin.
Pompa untuk pelumasan awal dioperasikan secara manual dan terpisah dari mesin induk. Pompa ini disebut sebagai pompa transfer karena mampu menghisap atau memindahkan minyak dari tangki edar ke dalam karter. Setelah minyak lumas mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki edar, pompa tersebut dimatikan dan secara otomatis peranan pompa ini digantikan oleh pompa sirkulasi yang terdapat pada mesin induk.
  1. Perawatan Pompa Minyak Lumas
Mengingat peranan pompa ini sangat penting dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat diperlukan untuk menjaga agar pompa dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Berikut ini adalah pekerjaan yang harus diperhatikan dalam merawat pompa minyak lumas :
Ø  Periksa permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kavitasi dan kerusakan lainnya.
Ø  Periksa permukaan bagian mesin yang bergesekan seperti metal duduk,metal jalan,crankshaft,piston,terhadap gejala kemacetan.
Ø  Periksa apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak pelumas, pada umumnya keausan terbesar terdapat pada bagian porosnya yang dikenai sekat tersebut.
Ø  Periksa permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini dipergunakan bantalan peluru, periksalah bantalannya.
Ø  Apabila menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru dengan tebal dan dari jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.
Ø  Periksalah permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan lainnya.
Ø  Periksa katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.
  1. Batas Pemakaian Komponen-Komponen Pompa Minyak Lumas
Ø  Perbaiki atau ganti roda gigi apabila terdapat kerusakan berat.
Ø  Perbaiki atau ganti poros apabila mengalami kerusakan berat.
Ø  Bantalan yang sudah longgar atau rusak harus diganti.
Ø  Sekat minyak yang rusak harus diganti.
  1. Pengawasan Yang Harus Diberikan Terhadap Pompa Minyak Lumas
Ø  Pada waktu pembongkaran, periksalah kekokohan baut dan murnya.
Ø  Berilah tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan.
Ø  Perhatikan apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan tekanan yang diminta, tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.






                           (a) tampak depan               (b) tampak samping













(c) gambar detail
Gambar 2. Pompa minyak lumas jenis roda gigi

Keterangan :
1.    Pump Housing
2.    Bolt
3.    Sheet Packing
4.    Gear Bush
5.    Gear Bush
6.    Oil Seal
7.    Snap Ring
8.    Safety Joint
9.    Spring Washer
10. Taper Pin
11. Pump Gear
12. Pump Gear
13. Socket Cap Screw
14. Pump Cover
15. Valve Stem
16. Spring for Relief Valve
17. Adjusting Screw
18. Packing
19. Lock Nut
20. Cap Nut
21. Socket Cap Screw
22. Safety Joint Holder
23. Split Cotter Pin

















Gambar 3. Pompa minyak lumas jenis trikoida

C.   Pendingin Minyak Lumas
Fungsi dari pendingin ini adalah untuk mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin setelah melumasi dan menyerap panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin ini adalah berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa dari bahan material tembaga. Material tembaga dipilih karena mudah dalam menyerap / menghantarkan panas dan tidak mudah berkarat.
Media pendingin yang digunakan adalah air laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga tadi, sedangkan minyak lumas mengalir di luar pipa. Air laut yang sudah mendinginkan minyak lumas langsung dibuang ke laut, sedangkan minyak lumas yang sudah dingin masuk kembali ke dalam mesin melalui pompa sirkulasi. Sistem pendinginan dengan cara ini disebut pendinginan terbuka. Suhu minyak lumas yang diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk setelah mendapatkan pendinginan adalah 50°C - 55°C.






Gambar 4. Pendingin minyak lumas

  1. Perawatan Pada Minyak Lumas
Perawatan atau pemeliharaan dari pendingin minyak lumas ini tidaklah serumit dari perawatan pada pompa minyak lumas, karena perawatan khusus dan berkala yang harus dilakukan pada pendingin ini hanya pada pipa tembaga tempat air laut mengalir dari sumbatan lumpur dan kebocoran.
Untuk menghilangkan sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara tekan dari kompresor atau disogok dengan menggunakan rotan. Material besi tidak boleh digunakan apabila akan dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi apabila tidak hati-hati.
Untuk menjaga pendingin minyak lumas agar tidak mengalami gangguan, maka periode tertentu perlu diadakan perawatan terhadap bagian-bagiannya. Hal ini dimaksudkan agar pendingin tersebut benar-benar siap pakai serta dapat berfungsi dengan baik. Perawatan dan pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan jam kerja dari pendingin itu sendiri, pengerjaan tersebut diantaranya :
Ø  Buka tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok dengan menggunakan rotan
Ø  Memasang zink anode pada tutup pendingin dan afexior sebagai perlindungan terhadap korosi.
Ø  Penggantian zink anode bila telah rusak.
  1. Pemeriksaan Pada Pipa Pendingin Minyak Lumas
Ø  Periksa pipa-pipa terhadap kemungkinan adanya kebocoran atau kerusakan.
Ø  Periksa plat sekat aliran air dingin dari kemungkinan kebocoran.
Ø  Pengetesan terhadap kebocoran
  1. Perbaikan Pada Pendingin Minyak Lumas
Apabila diketahui ada pipa pendingin yang bocor, maka harus segera diambil tindakan perbaikan secepatnya yaitu dengan cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari pipa pendingin agar minyak pelumas tidak tercemar dengan air pendingin karena perbedaan tekanan. Berikut adalah cara memeriksa kebocoran yang terjadi dan cara mengatasinya.
a.    Cara memeriksa kebocoran :
Ø  Jalankan pompa minyak lumas.
Ø  Pompa air laut pendingin dalam keadaan stop.
Ø  Buka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar dari cerat ini, berarti ada pipa pendingin yang bocor.
b.    Cara memperbaiki :
Ø  Jalankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop.
Pompa air laut tetap dalam keadaan stop.
Ø  Buka kedua tutup pendingin.
Ø  Periksa dari pipa / sambungan mana terdapat kebocoran.
Ø  Roll pipa / tambal dengan menggunakan lem baja (Devcon)
D.   Saringan Minyak Lumas
Minyak lumas yang keluar dari mesin dalam keadaan panas dan kemungkinan mengandung kotoran besi atau lainnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran-kotoran padat tersebut digunakan sebuah saringan / filter. Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran padat saja, sedangkan air tidak bisa.
Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MT.KLASOGUN adalah jenis elemen. Saringan ini dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap 50 jam kerja dengan cara dicuci menggunakan oil dispersant yang dicampur dengan air atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci. Selain dari elemen yang harus dibersihkan, rumah saringannya pun harus dicuci, sementara itu periksalah keadaan dari elemen dan minyak pelumasnya. Apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-bantalannya. Kalau diperkirakan sudah parah, maka segeralah lakukan perbaikan.


















Gambar 5. Saringan minyak lumas


E.   Purifier Minyak Lumas
Purifier merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dari kotoran padat dan air. Purifier ini bekerja secara sentrifugal, prinsip kerjanya adalah berdasarkan dari perbedaan berat jenis antara minyak lumas, air dan kotoran padat.
Minyak lumas yang berada dalam sump tank dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas, untuk dipanaskan. Pemanas disini dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran yang bersuhu rendah. Karena MT.SOECHI CHEMICAL VII hanya bertugas pada daerah beriklim tropis, maka pemanas tidak dipergunakan. Temperatur minyak lumas dari sump tank kira-kira 50°C sudah bisa dibersihkan oleh purifier MT.SOECHI CHEMICAL VII memakai minyak pelumas SAE 40.
Spesifikasi purifier yang digunakan di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah sebagai berikut :
Westfalia Separator ( S.E.A ) pte.
Model               : OSC 4-02-006/4CP
Capacity          : 600 liter/hour
Revolution      : 2900 rpm
K.W                   : 6.0KW

1.    Perawatan Purifier Minyak Lumas
                        Perawatan Purifier ini dilakukan menurut jam kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah :
Ø  Bersihkan bowl / mangkuk dan piringan-piringannya.
Ø  Bersihkan lubang saluran keluar kotoran.
Ø  Bersihkan lubang pengatur air pada bowl / mangkuk dari kotoran yang menyumbat.
2.    Pemeriksaan Purifier
Ø  Periksa kanvas kopling antara motor listrik dengan poros Purifier.
Ø  Periksa karet / seal pada bowl.
Ø  Periksa pipa saluran Purifier dari kebocoran-kebocoran.
Ø  Periksa oil seal dari pompa.
3.    Perbaikan Purifier
Ø  Pipa-pipa saluran yang bocor segera diperbaiki.
Ø  Periksa dan kencangkan baut-baut pondasi.
Ø  Penggantian terhadap paking yang rusak.













Gambar 6. L/O Purifier Sparator


F.    Pemilihan Minyak Lumas
Pemilihan minyak lumas haruslah berdasarkan buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat minyak lumas tersebut, juga disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari mesin induk. Pengontrolan pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan berapa jumlah dan sifat-sifatnya. Data-data ini dijadikan pedoman sebagai pemilihan dan pemakaian yang akurat. Pada pelaksanaan pemakaian minyak lumas untuk mesin induk kapal haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak pemakaian yang sebenarnya. Jika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan diperiksa secepat mungkin.
Pemilihan dan jumlah pemakaian minyak lumas dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyak lumas (Oli Record Book) sebagai pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya. Dengan adanya pemakaian dan tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis-jenis minyak lumas dapat digolongkan berdasarkan bahan dasar (Base On), bentuk maupun tujuan penggunaan bahan pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang terjadi di dalam mesin. Pemilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi dan beban kerja mesin agar pemakaian tidak merugi.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan berat tugasnya masing-masing. Menurut American Petroleum Industries (API). Minyak lumas dengan klasifikasi DG menunjukkan kebolehannya melayani beban biasa, DM untuk beban sedang dan DS untuk beban berat. Sedangkan kekentalan minyak lumas yang dianjurkan dipakai untuk berbagai temperatur lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel nilai SAE untuk kekentalan minyak lumas
SAE viscocity number
Maximum CCS viscocity


Max. borderline pumping temperature 0°C
Vk. 100 cst
,°C
Vd (Poise)
Min.
Max.
0 W
-30
32,5
35
3,8
-
5 W
-25
35
30
3,8
-
10 W
-20
35
25
4,1
-
15 W
-15
35
20
5,6
-
20 W
-10
45
15
5,6
-
25 W
-5
60
10
9,3
-
20
-
-
-
5,6
<9,3
30
-
-
-
9,3
<12,5
40
-
-
-
12,5
<16,3
50
-
-
-
16,3
<21,9
60
-
-
-
21,9
<26,1


Tabel Minyak Lumas yang Direkomendasikan
 




BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari laporan  tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.    Sistem pelumasan yang dipakai pada MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah sistem pelumasan sump kering.
2.    Jenis pompa minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida
3.    Jenis pendingin minyak lumas yang digunakan pada MT.SOECHI CHEMICAL VII  adalah jenis tabung (tube) dengan media air laut sebagai pendinginnya.
4.    Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI CHEMICAL VII  adalah jenis elemen.
5.    Purifier minyak lumas yang digunakan di MT.SOECHI CHEMICAL VII adalah Westfalia Separator AG,OSC4-02-006/4CP
6.     Pemilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan SAE dari minyak lumas tersebut.

No comments:

Post a Comment